Rabu, 18 September 2013

Trip To Tanjung Bira... Part 1

selasa, 10 September
1st day...


Jam 8 kurang 15 menit saya sudah mejeng cantik di kantor travel BMA setelah sepagian bangun lumayan cepat dan leyeh-leyeh dulu di rumah, dan baru jam 7 lewat 15 br saya berangkat ke kantor travelnya, dan telah mengantongi restu dari mama dan bapak.

Naya tiba duluan. Sementara dia sibuk mengurus tiket perjalanan kami yg sudah dari kemarin di bookingnya. Suasana di kantor travel itu lumayan ramai pagi itu, ada sekitar belasan orang menunggu jadwal keberangkatannya di masing-masing tujuan. Lima belas menit kemudian, kami disuruh naik ke mobil travel yg akan membawa kita. Dengan bekal roti dan air minum dari pembagian travel itu, kami pun bergegas menuju minibus nomor 40 sesuai yg tertera di tiket... Hanya ada 4 penumpang termasuk kami, dan seorang bapak supir di balik kemudi.

Tas-tas yg berukuran besar ditaruh di bagasi belakang, termasuk backpack merah kumal saya. Sementara tas triball mini saya pangku. Kami mendapat seat 3 dan 4, ada seorang bapak dan ibu di depan kita. Sedangkan tiga kursi kosong di belakang kami manfaatkan dengan menyimpan barang-barang kita. Duduk cantik tanpa gangguan barang di bawah kursi atau pangkuan. Dua puluh menit perjalanan, kami masih berada di kota. Naya telah menghabiskan nasi kuningnya, sementara punya saya masih tersimpan, belum lapar soalnya. Setelahnya, kami memasuki kabupaten Gowa. Modernisasi lumayan tampak disana, kendaraan ramai. Saya sempat mendapati view para penduduk lokal yg hilir mudik disibuki dengan memulai kegiatannya di pagi hari. Saya mulai suka mengamati orang. Hahaha. Pak Supir singgah untuk pertama kalinya di sebuah kios penjual jagung rebus yg saling berjejer disana.

Setelah daerah Gowa adalah Takalar, mereka masih serumpun dan sebahasa. Disana sudah mulai tampak nuansa desa, tumbuhan padi terlihat di kanan dan kiri jalan, pohon-pohon melegakan suasana hati. Di pertigaan setelah pasar. antara belok ke kanan, yaitu keep stay di daerah Takalar atau belok kiri menuju Kabupaten Jeneponto. Disana mobil terus melaju. Jeneponto, saya singkat Jp aja ya biar simple. Masuk di daerah Jp ini, sedikit perubahan suasana dan kondisi. Oh ya, saya pernah kesana sekitar empat atau lima bulan yg lalu. Dan dulu, saya sangat terpukau dengan landscape yg ada disana. Ada beberapa tempat yg terlihat seperti padang rumput bergaya sengkedan atau datar terhampar luas. Waktu saya kesana, saya sangat takjub. Bahkan saya merutuki diri karena dulu tidak sempat mengabadikan momen dalam foto. Tetapi setelah menapakinya kembali, Jp tak semenarik yg pernah saya lihat beberapa bulan yg lalu. Udaranya panas, dan kekeringan sepertinya melanda daerah ini. Padi-padi dan rerumputan hijau berubah menjadi gundul, kering, dan tampak kuning kering.

Jp sangat panjang, kami banyak menghabiskan waktu perjalanan disana. Disana pula kami disinggahkan di sebuah rumah makan. Dua orang penumpang lainnya turun untuk makan, dan kami tinggal di mobil. Saya berusaha menghabiskan nasi kuning jatahku sambil bergosip pastinya... Hehehe. Ternyata ada beberapa mobil lain yg singgah juga menurunkan penumpangnya untuk makan disitu. Sepertinya sudah ada kesepakatan antara si supir dan pemilik restoran itu.

Perjalanan berlanjut, masih menapaki daerah Jp. Saya masih mendapati pemandangan kegiatan orang lokal di kondisi yg ,asih bisa disebut pagi itu... O ya, beberapa kali saya melihat bendi. semacam andong. Transportasi tradisional dgn mengandalkan kuda sebagai pelajunya... Di Jp masih sangat banyak transportasi seperti itu... Tapi ada juga Beberapa jalan ada yg rusak parah, tapi sedikit doang kok. Kadang kita mendapati view laut di samping kiri jalan, kadang tertutupi oleh rumah warga atau lahan padi. Begitu seterusnya. O ya, di beberapa pinggir jalan berjejer penjual garam karungan, buah tala, dan ballo te'ne: khas Jeneponto banget deh...

Lepas dari Jp. Kabupaten Bantaeng menyambut kami dengan ramah. Suasana menjadi serasa menenangkan. Entah mengapa. Bantaeng overall bagus. Nggak heran dapat penghargaan sebagai Kabupaten dengan pembangunan terbaik. I feel like iam not at village, saya merasa seperti ada di sebuah kota! Modernisasi terus berkembang disana, tapi membuat yg takjub adalah landscape di sebelah kiri oleh pegunungan yg terasa sangat dekat dari saya, dan di sebelah kanan hamparan laut lepas seperti mengikuti perjalanan kita ini tanpa tepi. Keren deh. Saya juga heboh banget pas liat ada kincir angin. Meski kecil dan pastinya tak sebesar yg ada di Belanda. Tapi saya heboh dan senang aja gitu. Hahaha. Norak sendiri.

Dan sial, saya sempat ketiduran di jalan. Saya melewatkan momen meninggalkan kabupaten Bantaeng dan memasuki Bulukumba. Saya terbangun ketika mobil tiba-tiba mengerem mendadak karena ada tabrakan di depan sana. Pas terbangun dan melihat beberapa papan usaha warga. Saya baru ngeh kalau saya sudah ada di Bulukumba. Tak lama lagi...

Bakal turun dimana ya? Kita semua masih bertanya-tanya. Tidak lama setelah saya bangun. Mobil berhenti di samping jalan. Saya menengok, disitulah kantor travel BMA Bulukumba. Kita sampai... Dan tanpa menunggu, keluarga Naya yg mengendarai mobil Avanza tiba-tiba udah nongol aja untuk menjemput kita.

Kita diantar ke rumahnya. Ternyata nggak jauh dari tempat dia ngambil kita tadi. Kita malah ketawa-ketawa karena ternyata kita bisa aja tinggal jalan aja ke rumahnya tanpa perlu di jemput. Hahahai

Kak Ilo adalah sepupu Naya. Dia sudah berkeluarga dan memiliki dua anak lelaki. Dia ini yg td ngejemput kita. Di rumahnya, kita dijamu es buah dan puding. Saya hanya mencicipi es buah. Saya masih kenyang. Hehehe. Tidak lama, Naya menyuruh saya ikut ke rumah keluarganya yg lain. Katanya tidak jauh dari sana. Saya mah ikut-ikut aja.

Sampailah kami di kediaman keluarganya yg lain. Tidak terlalu jauh dari rumah kak Ilo. Disana lebih ramai, karena ada beberapa keluarga yg mendiaminya. Ramai pula karena banyak bocah-bocah. Selama disana, saya disuguhi bermacam-macam makanan. Nggak heran sih, keluarga Naya ini memang super!!! Setelah salam-salaman ke penghuni-penghuni rumah yg ramah-ramah ituuuu...

Ronde pertama, saya langsung diajak lunch. Berdua aja gitu sama Naya, katanya yg punya rumah sudah makan, haduh jadi nggak enak banget. Next, cendol dan tape ketan hitam. Mantap! Lanjut duduk santai dulu sambil ngobrol-ngobrol ringan dan memperhatikan tingkah laku lucu bocah-bocah penghuni rumah yg besar dan ramai itu.

Kami pun ijin istirahat dulu di kamar, sudah dari tadi sih kita disuruh ke kamar buat baring-baring karena mereka anggap kita kecapekan setelah duduk di mobil selama hampir 5 jam. Sayapun ketiduran hingga maghrib. Bangun-bangun, langsung disuguhi lagi jalangkote dan es buah enak. Kenyangnyaaaaa.. Tidak selesai sampai disitu, itu baru dessert untuk main course untuk dinner kayaknya. Karena, tidak lama kemudian, saya mendapati Naya dan kak Uni (pemilik rumah yg kami tempati) sedang mengatur piring ala-ala pengen makan besar. Dugaanku benar. Tidak lama datanglah senampan besar ikan bakar yg masih berasap, tinggal tunggu nasi santannya saja matang katanya. Waaaah gokil dah hari ini. Perut saya penuh, hati saya pun penuh. Bahagia. Diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga yg luar biasa... Alhamdulillah ya Allah...

Abis makan, sudah agak malam banget. tidak lama kak Uni ngajak kita jalan-jalan keliling sekitar rumah. Dia ngebawa kita lihat-lihat beberapa trendmark di daerah dekat-dekat rumah sana yg notabene emang pas di tengah-tengah kota. Mulai dari tempat nongkrong yg baru di bangun di depan kantor bupati, dengan duki2 lesehan. Lalu Pasar Tua yg di sekitarnya di kelilingi kios-kios gaul dan menawarkan nonton layar tancap. Ada yg memutar video karoke, acara nonton bareng pertandingan sepakbola, film, dan lain sebagainya. Jadi pengunjung bebas mau nongkrong dimanapun sesuai keinginan. Seru sih liatnya. Terus kita diajak ke anjungan pantai. Tapi sayang, karena kita berangkatnya jam 10 malam, alhasil gelap. Jadi nggak keliatan deh lautnya. Karena emang masih tahap pengerjaan, jd blum ada lampu-lampu. Dan kita nggak sempat singgahin semua. Kita cuma liat-liat aja dari atas mobil. Dua bocah yg kita bawa udah ngantuk berat sih katanya. Hehehe.

Dan hari pertama di Bulukumba ini kuakhiri dengan melanjutkan membaca ebook Alchemist mulai halaman 58... Alhamdulillah untuk hari ini ya Allah, mudah-mudahan esok lebih indah dan luar biasa lagi. Amin. Gnite :D

0 komentar :